Konsep Dasar Geopolimer. Bahan Pengikat yang Ramah Lingkungan

Dalam rangka memanfaatkan material buangan (limbah) dan material lokal, diperlukan penelitian yang bersifat inovatif dan aplikatif agar hasil penelitian benar-benar dapat bermanfaat untuk mengatasi masalah yang ada. Salah satu jenis material untuk menghasilkan geopolimer adalah abu terbang. Abu terbang adalah salah satu hasil produk sisa pembakaran batubara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Silika dan Alumina yang terkandung dalam fly ash ini, dapat bereaksi dengan cairan alkalin dalam menghasilkan bahan pengikat (binder). Cairan alkalin yang digunakan untuk mengaktifkan Si dan Al yang terdapat dalam fly ash adalah Natrium Silikat (Na2SiO3) dan Natrium Hidroksida (NaOH). Natrium Silikat dan Natrium Hidroksida adalah zat yang digunakan sebagai alkalin activator. Natrium Silikat mempunyai fungsi mempercepat reaksi polimerisasi, sedangkan Natrium Hidroksida berfungsi mereaksikan unsur-unsur Al dan Si yang terkandung dalam fly ash. Dengan rasio tertentu, alkalin aktivator Na2SiO3 dan NaOH dapat menghasilkan ikatan polimer yang kuat. Ikatan polimer yang terbentuk akan memberikan kekuatan pada mortar atau pada beton. Semakin kuat ikatan polimer yabng terbentuk maka akan semakin besar pula memberi kekuatan. Karena ikatan polimer ini diberikan Sehingga rasio Na2SiO3 dan NaOH ini, menjadi salah satu faktor yang memberi kekuatan pada mortar dan beton yang menggunakan geopolmer fly ash sebagai pengikat. Mortar dan beton yang dibuat dengan geopolymer fly ash memiliki karakteristik fisik menyerupai mortar dan beton yang berbahan semen.